KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) DI UPTD PUSKESMAS KETUWAN KAB. BLORA
Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.
Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:
1. Campak pada anak kelas I
2. DT pada anak kelas I
3. TT pada anak kelas II dan III
Campak
Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen (Belanda), Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.
DT
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup.
Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I, TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.
BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
1. Bulan September untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
2. Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III.
BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB).
Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar